1. Push Button Switch
Elemen sinyal input diperlukan untuk memungkinkan sebuah sistem kontrol
dinyalakan. Yang paling umum dipakai adalah sakelar tekan (Push-button
switch). Disebut sakelar tekan karena untuk mengalirkan sinyal,
mengaktuasikannya dengan menekan tombol atau sakelar. Simbol yang
digunakan:
2. Latching Push-button switch
Sakelar ini diaktuasikan/diaktifkan dengan tombol yang mengunci secara
mekanik. Untuk mengembalikan ke posisi semula (posisi tidak aktif) maka
sakelar ini harus ditekan lagi. Penunjukkan aktuasi: I tanda
mengaktifkan, O tanda untuk mengembalikan ke posisi sebelum bekerja.
Simbol-simbol yang digunakan adalah :
3. Limit Switch
Limit Switch adalah bagian integral dari sistem kontrol yang berfungsi
layaknya switch biasa. Bedanya adalah limit switch digerakkan oleh suatu
mekanis yang biasa digunakan untuk keperluan start, stop, actuator
assembly dan internal contact. Hoising melindungi internal contact
sehingga kokoh dan tahan ledakan. Sedangkan aktuatornya dapat
bermacam-macam bentuk sesuai dengan kebutuhan antara lain yaitu bentuk
rotary, level dan lain-lain. Kontaknya biasa normally open (NO) dan
normally close (NC).
![3](file:///F:/semester%203/makul/sensor/web/Switch%20and%20Sensor%20%C2%AB%20plclearn_files/3.jpg)
Bila pembatas dari sebuah mesin menekan roller dari limit switch,
maka limit switch itu akan ON atau OFF. Beberapa macam tipe dari limit
switch dibuat dengan tujuan untuk memperoleh cara penempatan limit
switch. Macam-macam dari tipe ini disesuaikan dengan pergerakan suatu
mesin, suatu kekuatan mekanis.
4. Sensor Magnet / Reed Switch
Disebut juga Relay buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet
dan akan memberikan perubahan kondisi pada output. Seperti layaknya
saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di
sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa
dan bebas dari debu, kelembaban, asap ataupun uap.
Reedswitch sama seperti Relay, magnet permanen digunakan sebagai
ganti wire coil. Ketika magnet berada jauh maka dalam keadaan terbuka
tetapi ketika magnet berada dekat maka dalam keadaan tertutup.
5. Sensor Induktif
Sensor Induktif berfungsi untuk mendeteksi objek besi/metal. Meskipun
terhalang oleh benda non-besi sensor akan tetap dapat mendeteksi selama
dalam jangkauannya. Jika sensor mendeteksi adanya besi di area
sensingnya maka kondisi output akan berubah. Sensor ini dapat
menggantikan limit switch/ sakelar mekanikal yang merupakan teknologi
lama.
Sensor induktif menggunakan koil ( Induktor ) untuk membangkitkan
frekuensi tinggi di medan magnet. Jika di sana objek metal dekat dengan
medan magnet, aliran arus ada pada objek. Hasil dari aliran arus
membangun medan magnet baru itu dengan menentang medan magnet yang asli.
Pengaruhnya dapat menganti induktansi dari koil di sensor induktif.
Dengan mengukur induktansi sensor bisa ditentukan ketika metal telah
semakin dekat.
6. Sensor Kapasitif
Sensor kapasitf akan mendeteksi semua objek yang ada dalam jarak
sensingnya baik metal maupun non-metal. Misal untuk pendeteksian level
tangki biji plastik, atau mendeteksi ada atau tidaknya bahan dalam
sebuah saluran.
Sensor kapasitif bisa untuk mendeteksi banyak material dengan jarak
dekat, kira-kira beberapa centimeter. Sensor dari plat dan jarak antara
mereka ditetapkan. Tetapi ketetapan elektrik dari keliling ruang mereka
akan berunah sebagai perbedaan material yang dekat dengan sensor.
Sebagai ilustrasi dari sensor kapasitif ditunjukkan dari gambar dibawah.
Medan osilasi digunakan untuk menentukan kapasitansi dari plat. Ketika
ini ditukarkan sensitifitas output dari sensor adalah aktif.
Jarak dan akurasi dari sensor ditentukan sebagian besar dari ukuran.
Luasnya sensor bisa mempunyai diameter beberapa centimeter. Lebih kecil
bisa kurang dari 5 cm tepat dan mempunyai jarak yang pendek akan
lebih akurat.
7. Sensor Optik
Sensor cahaya telah digunakan berabad – abad ,awalnya photocell yang
digunakan untuk aplikasi seperti membaca trak audio di gerakan gambar.
Tetapi optik moderen sensor lebih canggih. Sensor optik memerlukan kedua
dari sumber cahaya yaitu emitter dan detektor. Emitter akan
menghasilkan sorotan cahaya yang terlihat dan tak terlihat spectrum
digunakan led dan dioda laser.
Detektor dibentuk tipe dengan photodiode dan phototransistor. Emiter dan
detektor dengan posisi tertentu dengan adanya objek akan terblok atau
sorotan reflek ketika hadir. Dasar sensor optic ditunjukkan pada Gambar
3.16
Dari gambar sorotan cahaya dihasilkan di kiri, hasil fokus adalah
lensa. Sorotan di bagian detektor akan mengindikasikan objek ada.
Gelombang osilasi cahaya digunakan, jadi sensor bisa menyaring keluar
cahaya normal diruangan. Cahaya dari emitter ketika dinyalakan atau
dimatikan dalam set frekuensi. Ketika detektor menerima cahaya,
diperiksa agar lebih yakin itu frekuensi yang sama. Jika cahaya sedang
diterima di frekuensi kanan sorotan akan putus. Frekunsi dari osilasi
dalam hasil Khz dan terlalu capat untuk dilihat. Efek samping dari
metoda frekuensi adalah sensor bisa digunakan daya yang rendah di jarak
yang jauh.